Sinopsis Shakuntala Antv

Friday, April 24, 2015

Sinopsis Shakuntala Antv Episode 23 April 2015

Sinopsis Shakuntala Antv Episode 23 April 2015. Shakuntala Antv Episode 68. Dushyant yang cemas melihat Shakuntala dengan emosi memukul pintu gudang agar bisa keluar, semakin cemas saat jari Shakuntala terluka. Saat mau melihat lukanya, Shakuntala malah menyentakkan tangannya, ga mau dan bilang biarkan saja, tak apa-apa. Dushyant semakin kesal karena Shakuntala begitu benci padanya.

Dengan menahan sakit, Shakuntala membalikkan badannya, membelakangi Dushyant, “Kau sama sekali tak perlu mencemaskan aku. Ini hanyalah luka biasa dan akan segera sembuh. Tapi, luka yang ada dihatiku, mungkin tidaka akan pernah sembuh, mungkin tak akan ada orang yang bisa melihat seberapa sakitnya luka yang ada di dalam hatiku”.

Dushyant mendengarkan Shakuntala dengan wajah tak tega. Tapi karena sudah ‘diracuni’ informasi yang salah oleh Kalki, ia tak paham maksud kata-kata Shakuntala itu, ia ingin memastikan, “Apakah yang mau kau katakan, katakan dengan jelas”.

Shakuntala pun berkata, “Anggap saja kami ini orang sederhana, penuh dengan perasaan, dan setiap hal kami anggap serius. Dan kami tak pernah berpikir lagi, apakah lawan bicara kami benar, ataukah salah”, Shakuntala menekankan ucapannya pada kata salah. Ia kemudian menahan rasa sakit di jarinya yang terluka. Dushyant yang mendengarkan di belakangnya, kebingungan meresponnya. Ia mau mengangkat tangan untuk memegang bahu Shakuntala, bahwa ia berbohong sebelumnya punya alasan. Tapi batal, karena Shakuntala membalikkan badannya dan menunjukkan wajah kesakitan.

Dushyant tertunduk. Shakuntala dengan air mata berlinang berkata lagi, “tapi, selain kekurangan ini, ada satu kelebihan pada diri kami. Bila kami melakukan kesalahan, baik sengaja ataupun tak sengaja, kami akan segera meralatnya”. Dushyant sudah paham arah pembicaraan Shakuntala, ia pun berkata, “dengar, aku tau apa yang terjadi itu salah, tapi itu sudah terjadi. Tapi sebelum menuduh aku bersalah, beri aku satu kesempatan untuk menjelaskannya. Setelah itu kau boleh mengambil keputusan, apalagi,,”.

Shakuntala langsung memotong ucapan Dushyant, “Biarkan saja Pangeran Dushyant. Aku tak perlu mendengarkan penjelasanmu. Lagipula, aku ingin melupakan,,, kejadian yang dulu”, Shakuntala dadanya mulai sesak menahan tangis, ia melangkah kembali ke tempat ia duduk sebelumnya. Dushyant kembali menelan kekecewaan karena Shakuntala tetap tak memberi kesempatan untuknya menjelaskan. Ia kecewa, melihat ke arah Shakuntala, berpikir.

Shakuntala yang posisinya membelakangi Dushyant, meniup jarinya tanpa kentara sambil menahan rasa nyeri sekaligus sakit hati. Shakuntala terkejut saat Dushyant mendatanginya dengan wajah sangat marah. Shakuntala ketakutan. Dushyant menatap mata Shakuntala, meraih tangan Shakuntala yang terluka sambil terus menatap mata Shakuntala sambil menahan emosinya. Shakuntala dalam takutnya bersuara, “Apa yang kau lakukan, lepaskan tanganku. Aku bilang, lepaskan tanganku Pangeran Dushyant”.

Dushyant tak menjawab, ia terus menatap Shakuntala, mengeluarkan saputangan miliknya, membalutkannya ke jari Shakuntala yang terluka, tanpa melepaskan pandangannya dari wajah Shakuntala. Shakuntala melihat jarinya yang sudah terbalut dengan kaget. Ia menatap mata Dushyant sekarang. Dushyant melepaskan tangannya yang memegang tangan Shakuntala, menatap tajam Shakuntala, berkata, “aku tak tau siapa yang salah pada kejadian itu. Tapi kami para Pangeran, tak sejahat seperti yang kau kira. Kami juga sama seperti kalian”. Shakuntala menatap mata Dushyant tetap dengan mata berkaca. Dushyant melangkah kembali ke dekat pintu, meninggalkan Shakuntala yang terus menatapnya. Dushyant merasakannya, ia membalikkan badan, balas menatap Shakuntala dengan wajah sedih dan kecewa, kemudian menundukkan pandangannya. Shakuntala membalikkan badan, membelakangi Dushyant.

Di kuil, Ratu tersenyum memperhatikan Kalki yang membantunya. Sementara Kalki dengan wajah kecut sibuk memikirkan kemungkinan yang terjadi, “jangan-jangan Dushyant dan Shakuntala sudah bertemu kembali, dan kalaupun mereka sudah bertemu, apa mereka sudah berbaikan? Heeeh. Tapi mereka pergi kemana setelah baikan, haaaaahh, jangan-jangan melarikan diri. Huuuf,, tapi mau melarikan diri kemana,, di hutan, haa, di ashram”, mata Kalki terbelalak memikirkan kemungkinan terkahir itu.

Ratu heran melihat Kalki, “Ada apa Kalki, kau bicara dengan siapa”. Kalki menoleh dengan wajah bengong, kemudian meyakinkan, “Tidak, tak ada apa-apa, aku hanya berpikir, ee, kalung ini mau dipasangkan dimana”. Ratu tersenyum. Prajurit datang. Permaisuri langsung bertanya, “Ada apa, apa kau lihat Shakuntala”. Prajurit menjawab, “Tidak ibu Ratu, yang kami tau, gudangnya dikunci”. Ratu tertunduk bingung, “dikunci? kalau begitu, kemana Shakuntala pergi. Sepertinya aku harus mengeceknya sendiri”. Ratu bangkit. Kalki langsung bersuara, “Aa,, Aku juga mau ikut”. Ratu mengangguk.

Mereka melangkah ke luar, memeriksa. Di lorong bertemu pelayan Ratu menanyakan apa ia melihat Shakuntala. Pelayang bilang tidak. Kalki menambahkan pertanyaan apa pelayan lihat Pangeran Dushyant. Pelayang menjawab sama, tidak. Ratu dan Kalki melanjutkan langkah. Mereka bertemu Gauri yang memperhatikan wajah ibunya yang cemas, “Ada apa Bu?”. Ratu menjelaskan, “Tadi aku menyuruh Shakuntala untuk mengambilkan patung Shiwa di gudang. Entah ia pergi kemana. Dan Dushyant juga tak kelihatan. Kami sedang mencarinya sekarang”. Kalki terkejut, “Aku juga ikut mencarinya”. Ratu mengangguk.

Friday, March 20, 2015

Sinopsis Shakuntala Antv Tayang 20 Maret 2015

Sinopsis Shakuntala Antv Tayang 20 Maret 2015. Shakuntala ANTV Sudah memasuki Epiosde 37. Shakuntala tertawa ceria berjalan disamping ‘Panglima Aditya’, tiba-tiba sudah hampir sampai aja di depan gerbang ashram, Shakuntala dalam tawanya menanyakan apa sang panglima selalau jahil.

Aditya memberitau, “jika itu bisa membuatmu tersenyum, aku akan terus melakukannya”. Shakuntala tertunduk malu. Aditya setelah memperhatikan wajah Shakuntala, melihat ke arah depan, disana, di gerbang ashram ia melihat Karan dan dua temannya sedang berdiri mengobrol, “lihat, kita sudah sampai di ashram”.

Seketika Shakuntala tertunduk agak sedih, “perjalanan terasa begitu jauh saat aku berjalan sendiri, *tersenyum tipis* tapi saat berjalan bersamamu, aku tak sadar, kalau kita sudah sampai”. Aditya tersenyum melihat kegundahan di wajah Shakuntala. Ia mengajak Shakuntala untuk jalan lagi.

Saat itulah Karan dan dua temannya menyadari kedatangan Shakuntala. Karan terlihat terkejut, “Shakuntala?!”.

Sambil terus berjalan di samping Aditya, Shakuntala mengucapkan rasa terima kasihnya atas semua yang sudah dilakukan Aditya padanya pada hari ini.

Karan dan dua temannya bergegas menyongsong Shakuntala sambil memanggil, “Shakuntala”. Shakuntala bilang akan melanjutkan sisa perjalanan ke ashram sendirian, dan Aditya boleh pergi. Panglima Aditya terlihat sedih, langsung merespon dengan ucapan,”secepat itu?”. Shakuntala menatapnya, “maksudmu”. Aditya sambil tersenyum agak gelagapan, mencari alasan, “maksudku, aku”, ia tertunduk tak melanjutkan ucapannya.

Shakuntala melihat punggung tangan Aditya yang memegang senjata, terlihat merah, ia langsung kaget, “astaga, tanganmu terluka”. Aditya heran dengan ekspresi Shakuntala dan melihat tangannya, kemudian tersenyum, “ini hal kecil, hanya luka ringan saja”. Karan dengan terpincang, sampai di dekat Shakuntala. Pryambadha langsung memeluk Shakuntala, “syukurlah kau bai-baik saja”.

Karan dengan sedikit emosi langsung bersuara, “kau tau, kami semua cemas”. Aditya melihat dengan senyum semua perhatian teman Shakuntala itu, Shakuntala bilang ke Karan, “aku tak apa-apa, kau tak perlu merasa cemas”. Karan langsung menjawab Shakuntala, “bagaimana jika kau sampai terluka, untuk apa kau mencari Shundary malam-malam seperti itu”.

Shakuntala memberi tau alasannya, “tapi, tadi aku pikir,,”. Karan langsung memotong, “apa kau tak tau banyak hewan buas berkeliaran di hutan pada saat malam”. Dushyant melihat ke arah Karan dengan senyum, “tenang saja, ia tak akan mengulanginya lagi, *lihat Shakuntala*, benarkan”.

Ekspresi Karan terlihat ‘aneh’ saat menyadari keberadaan Aditya disitu, Shakuntala lalu menjelaskan ke Karan, “jika Panglima Aditya tak datang tepat waktu, entah apa yang akan terjadi. Berkat dirinya aku telah kembali ke ashram”. Dushyant hanya tersenyum mendengarnya, Karan terlihat berpikir dan bertanya pada Dushyant, “sedang apa kau disana”.

Sebelum Aditya menjawab pertanyaan Karan, malah Shakuntala yang nyahut, “nanti aku ceritakan padamu, sekarang lihatlah, tangannya terluka. Ayo, kita bawa ia ke ashram”. Karan melongo melihat sikap Shakuntala. Pryambadha melongok luka di tangan Aditya.

Aditya merasa ga enak sendiri, “Shakuntala sudahlah, tanganku tak apa-apa”. Shakuntala tetap bersikeras, “aku tak ingin dengar alasan, ikut ke ashram denganku”. Karan menatap perubahan sikap yang ditunjukkan Shakuntala, Karan tau, ada ‘sesuatu’ telah mengubah Shakuntala.

Aditya berusaha menenangkan ke khawatiran Shakuntala, “Shakuntala, aku tak apa-apa”

Shakuntala dengan khawatir langsung meminta tolong Pryambadha untuk meyakinkan Aditya. Pryambadha bisa membaca ‘situasi’ yang dirasakan Shakuntala, “kau harus ikut ke ashram, kami akan pakaikan salep kunyit pada lukamu, setelah itu kau boleh pergi”. Aditya tertunduk.

Priyambadha langsung menarik tangan Aditya, “ayo ikut kami’. Anhusuya ikut berjalan mengapit Aditya. Diikuti Shakuntala.

Karan memperhatikannya semuanya dari tempatnya berdiri, terlihat di wajahnya, sepertinya ia sudah ‘kehilangan’ sesuatu dari dirinya. Dengan terpincang, ia menyusul gadis-gadis yang membawa Aditya. Tak satupun dari gadis itu yang menanyakan kondisinya sendiri.

Sesampai di ashram, saat memeriksa luka di tangan Aditya, Shakuntala mengomel panik, “kau terluka seperti ini masih bilang tak apa-apa, Anhusuya, ayo cepat sedikit”. Anhusuya mempercepat menumbuk ramuan obat.

Monday, February 23, 2015

Sinopsis Shakuntala ANTV Episode 68

Sinopsis Shakuntala ANTV Episode 68. Dushyant yang cemas melihat Shakuntala dengan emosi memukul pintu gudang agar bisa keluar, semakin cemas saat jari Shakuntala terluka. Saat mau melihat lukanya, Shakuntala malah menyentakkan tangannya, ga mau dan bilang biarkan saja, tak apa-apa. Dushyant semakin kesal karena Shakuntala begitu benci padanya.

Dengan menahan sakit, Shakuntala membalikkan badannya, membelakangi Dushyant, “Kau sama sekali tak perlu mencemaskan aku. Ini hanyalah luka biasa dan akan segera sembuh. Tapi, luka yang ada dihatiku, mungkin tidaka akan pernah sembuh, mungkin tak akan ada orang yang bisa melihat seberapa sakitnya luka yang ada di dalam hatiku”.

Dushyant mendengarkan Shakuntala dengan wajah tak tega. Tapi karena sudah ‘diracuni’ informasi yang salah oleh Kalki, ia tak paham maksud kata-kata Shakuntala itu, ia ingin memastikan, “Apakah yang mau kau katakan, katakan dengan jelas”.

Shakuntala pun berkata, “Anggap saja kami ini orang sederhana, penuh dengan perasaan, dan setiap hal kami anggap serius. Dan kami tak pernah berpikir lagi, apakah lawan bicara kami benar, ataukah salah”, Shakuntala menekankan ucapannya pada kata salah. Ia kemudian menahan rasa sakit di jarinya yang terluka. Dushyant yang mendengarkan di belakangnya, kebingungan meresponnya. Ia mau mengangkat tangan untuk memegang bahu Shakuntala, bahwa ia berbohong sebelumnya punya alasan. Tapi batal, karena Shakuntala membalikkan badannya dan menunjukkan wajah kesakitan.

Dushyant tertunduk. Shakuntala dengan air mata berlinang berkata lagi, “tapi, selain kekurangan ini, ada satu kelebihan pada diri kami. Bila kami melakukan kesalahan, baik sengaja ataupun tak sengaja, kami akan segera meralatnya”. Dushyant sudah paham arah pembicaraan Shakuntala, ia pun berkata, “dengar, aku tau apa yang terjadi itu salah, tapi itu sudah terjadi. Tapi sebelum menuduh aku bersalah, beri aku satu kesempatan untuk menjelaskannya. Setelah itu kau boleh mengambil keputusan, apalagi,,”.

Shakuntala langsung memotong ucapan Dushyant, “Biarkan saja Pangeran Dushyant. Aku tak perlu mendengarkan penjelasanmu. Lagipula, aku ingin melupakan,,, kejadian yang dulu”, Shakuntala dadanya mulai sesak menahan tangis, ia melangkah kembali ke tempat dia duduk sebelumnya. Dushyant kembali menelan kekecewaan karena Shakuntala tetap tak memberi kesempatan untuknya menjelaskan. Ia kecewa, melihat ke arah Shakuntala, berpikir.

Shakuntala yang posisinya membelakangi Dushyant, meniup jarinya tanpa kentara sambil menahan rasa nyeri sekaligus sakit hati. Shakuntala terkejut saat Dushyant mendatanginya dengan wajah sangat marah. Shakuntala ketakutan. Dushyant menatap mata Shakuntala, meraih tangan Shakuntala yang terluka sambil terus menatap mata Shakuntala sambil menahan emosinya. Shakuntala dalam takutnya bersuara, “Apa yang kau lakukan, lepaskan tanganku. Aku bilang, lepaskan tanganku Pangeran Dushyant”.

Dushyant tak menjawab, ia terus menatap Shakuntala, mengeluarkan saputangan miliknya, membalutkannya ke jari Shakuntala yang terluka, tanpa melepaskan pandangannya dari wajah Shakuntala. Shakuntala melihat jarinya yang sudah terbalut dengan kaget. Ia menatap mata Dushyant sekarang. Dushyant melepaskan tangannya yang memegang tangan Shakuntala, menatap tajam Shakuntala, berkata, “aku tak tau siapa yang salah pada kejadian itu. Tapi kami para Pangeran, tak sejahat seperti yang kau kira. Kami juga sama seperti kalian”. Shakuntala menatap mata Dushyant tetap dengan mata berkaca. Dushyant melangkah kembali ke dekat pintu, meninggalkan Shakuntala yang terus menatapnya. Dushyant merasakannya, ia membalikkan badan, balas menatap Shakuntala dengan wajah sedih dan kecewa, kemudian menundukkan pandangannya. Shakuntala membalikkan badan, membelakangi Dushyant.

Di kuil, Ratu tersenyum memperhatikan Kalki yang membantunya. Sementara Kalki dengan wajah kecut sibuk memikirkan kemungkinan yang terjadi, “jangan-jangan Dushyant dan Shakuntala sudah bertemu kembali, dan kalaupun mereka sudah bertemu, apa mereka sudah berbaikan? Heeeh. Tapi mereka pergi kemana setelah baikan, haaaaahh, jangan-jangan melarikan diri. Huuuf,, tapi mau melarikan diri kemana,, di hutan, haa, di ashram”, mata Kalki terbelalak memikirkan kemungkinan terkahir itu.

Ratu heran melihat Kalki, “Ada apa Kalki, kau bicara dengan siapa”. Kalki menoleh dengan wajah bengong, kemudian meyakinkan, “Tidak, tak ada apa-apa, aku hanya berpikir, ee, kalung ini mau dipasangkan dimana”. Ratu tersenyum. Prajurit datang. Permaisuri langsung bertanya, “Ada apa, apa kau lihat Shakuntala”. Prajurit menjawab, “Tidak ibu Ratu, yang kami tau, gudangnya dikunci”. Ratu tertunduk bingung, “dikunci? kalau begitu, kemana Shakuntala pergi. Sepertinya aku harus mengeceknya sendiri”. Ratu bangkit. Kalki langsung bersuara, “Aa,, Aku juga mau ikut”. Ratu mengangguk.

Mereka melangkah ke luar, memeriksa. Di lorong bertemu pelayan Ratu menanyakan apa dia melihat Shakuntala. Pelayang bilang tidak. Kalki menambahkan pertanyaan apa pelayan lihat Pangeran Dushyant. Pelayang menjawab sama, tidak. Ratu dan Kalki melanjutkan langkah. Mereka bertemu Gauri yang memperhatikan wajah ibunya yang cemas, “Ada apa Bu?”. Ratu menjelaskan, “Tadi aku menyuruh Shakuntala untuk mengambilkan patung Shiwa di gudang. Entah dia pergi kemana. Dan Dushyant juga tak kelihatan. Kami sedang mencarinya sekarang”. Kalki terkejut, “Aku juga ikut mencarinya”. Ratu mengangguk.

Sinopsis Shakuntala ANTV Episode 67

Sinopsis Shakuntala ANTV Episode 67. Kalki mencari Dushyant. Dushyant marah ke Shakuntala ketika ia melihat dirinya di ruang ganti. Shakuntala dan Dushyant menyadari bahwa pintu ruang ganti terkunci dari luar. Kalki mencari Dushyant dan melihat Gauri dengan Veer. Shakuntala mencoba untuk keluar dari ruangan. Kalki kesal karena dia harus membantu Ranimaa dan tidak bisa pergi mencari Dushyant. Dushyant menawarkan buah untuk Shakuntala. Dushyant lagi berteriak pada Shakuntala tetapi khawatir ketika dia sakit sendiri.
BACA SELANJUTNYA SINOPSIS SHAKUNTALA EPISODE 68

Sinopsis Shakuntala ANTV Episode 66

Sinopsis Shakuntala ANTV Episode 66. Kalki menjawab pertanyaan Dursyant . Dushyant menjadi sedih ketika Shakuntala meninggalkan taman. Arnav mengatur busur dan anak panah baru untuk Swayamvar. Mrityunjay praktek memanah. Shakuntala meninggalkan havan dan Kalki mengikutinya. Hadiah Raja Puru Gauri kalung yang indah. Raja Puru meminta Dushyant untuk mendapatkan dia lampu yang ia harus menyalakan untuk Swayamvar. Veer mengirimkan Gauri catatan untuk bertemu dengannya. Kalki mendapat jawaban atas pertanyaan Dushyant itu dari Shakuntala. Shakuntala dan Dushyant terkunci di ruang ganti.
BACA SELANJUTNYA SINOPSIS SHAKUNTALA EPISODE 67