Sinopsis Shakuntala Antv Tayang 20 Maret 2015 - Sinopsis Shakuntala Antv

Friday, March 20, 2015

Sinopsis Shakuntala Antv Tayang 20 Maret 2015

Sinopsis Shakuntala Antv Tayang 20 Maret 2015. Shakuntala ANTV Sudah memasuki Epiosde 37. Shakuntala tertawa ceria berjalan disamping ‘Panglima Aditya’, tiba-tiba sudah hampir sampai aja di depan gerbang ashram, Shakuntala dalam tawanya menanyakan apa sang panglima selalau jahil.

Aditya memberitau, “jika itu bisa membuatmu tersenyum, aku akan terus melakukannya”. Shakuntala tertunduk malu. Aditya setelah memperhatikan wajah Shakuntala, melihat ke arah depan, disana, di gerbang ashram ia melihat Karan dan dua temannya sedang berdiri mengobrol, “lihat, kita sudah sampai di ashram”.

Seketika Shakuntala tertunduk agak sedih, “perjalanan terasa begitu jauh saat aku berjalan sendiri, *tersenyum tipis* tapi saat berjalan bersamamu, aku tak sadar, kalau kita sudah sampai”. Aditya tersenyum melihat kegundahan di wajah Shakuntala. Ia mengajak Shakuntala untuk jalan lagi.

Saat itulah Karan dan dua temannya menyadari kedatangan Shakuntala. Karan terlihat terkejut, “Shakuntala?!”.

Sambil terus berjalan di samping Aditya, Shakuntala mengucapkan rasa terima kasihnya atas semua yang sudah dilakukan Aditya padanya pada hari ini.

Karan dan dua temannya bergegas menyongsong Shakuntala sambil memanggil, “Shakuntala”. Shakuntala bilang akan melanjutkan sisa perjalanan ke ashram sendirian, dan Aditya boleh pergi. Panglima Aditya terlihat sedih, langsung merespon dengan ucapan,”secepat itu?”. Shakuntala menatapnya, “maksudmu”. Aditya sambil tersenyum agak gelagapan, mencari alasan, “maksudku, aku”, ia tertunduk tak melanjutkan ucapannya.

Shakuntala melihat punggung tangan Aditya yang memegang senjata, terlihat merah, ia langsung kaget, “astaga, tanganmu terluka”. Aditya heran dengan ekspresi Shakuntala dan melihat tangannya, kemudian tersenyum, “ini hal kecil, hanya luka ringan saja”. Karan dengan terpincang, sampai di dekat Shakuntala. Pryambadha langsung memeluk Shakuntala, “syukurlah kau bai-baik saja”.

Karan dengan sedikit emosi langsung bersuara, “kau tau, kami semua cemas”. Aditya melihat dengan senyum semua perhatian teman Shakuntala itu, Shakuntala bilang ke Karan, “aku tak apa-apa, kau tak perlu merasa cemas”. Karan langsung menjawab Shakuntala, “bagaimana jika kau sampai terluka, untuk apa kau mencari Shundary malam-malam seperti itu”.

Shakuntala memberi tau alasannya, “tapi, tadi aku pikir,,”. Karan langsung memotong, “apa kau tak tau banyak hewan buas berkeliaran di hutan pada saat malam”. Dushyant melihat ke arah Karan dengan senyum, “tenang saja, ia tak akan mengulanginya lagi, *lihat Shakuntala*, benarkan”.

Ekspresi Karan terlihat ‘aneh’ saat menyadari keberadaan Aditya disitu, Shakuntala lalu menjelaskan ke Karan, “jika Panglima Aditya tak datang tepat waktu, entah apa yang akan terjadi. Berkat dirinya aku telah kembali ke ashram”. Dushyant hanya tersenyum mendengarnya, Karan terlihat berpikir dan bertanya pada Dushyant, “sedang apa kau disana”.

Sebelum Aditya menjawab pertanyaan Karan, malah Shakuntala yang nyahut, “nanti aku ceritakan padamu, sekarang lihatlah, tangannya terluka. Ayo, kita bawa ia ke ashram”. Karan melongo melihat sikap Shakuntala. Pryambadha melongok luka di tangan Aditya.

Aditya merasa ga enak sendiri, “Shakuntala sudahlah, tanganku tak apa-apa”. Shakuntala tetap bersikeras, “aku tak ingin dengar alasan, ikut ke ashram denganku”. Karan menatap perubahan sikap yang ditunjukkan Shakuntala, Karan tau, ada ‘sesuatu’ telah mengubah Shakuntala.

Aditya berusaha menenangkan ke khawatiran Shakuntala, “Shakuntala, aku tak apa-apa”

Shakuntala dengan khawatir langsung meminta tolong Pryambadha untuk meyakinkan Aditya. Pryambadha bisa membaca ‘situasi’ yang dirasakan Shakuntala, “kau harus ikut ke ashram, kami akan pakaikan salep kunyit pada lukamu, setelah itu kau boleh pergi”. Aditya tertunduk.

Priyambadha langsung menarik tangan Aditya, “ayo ikut kami’. Anhusuya ikut berjalan mengapit Aditya. Diikuti Shakuntala.

Karan memperhatikannya semuanya dari tempatnya berdiri, terlihat di wajahnya, sepertinya ia sudah ‘kehilangan’ sesuatu dari dirinya. Dengan terpincang, ia menyusul gadis-gadis yang membawa Aditya. Tak satupun dari gadis itu yang menanyakan kondisinya sendiri.

Sesampai di ashram, saat memeriksa luka di tangan Aditya, Shakuntala mengomel panik, “kau terluka seperti ini masih bilang tak apa-apa, Anhusuya, ayo cepat sedikit”. Anhusuya mempercepat menumbuk ramuan obat.
Comments


EmoticonEmoticon